You are currently viewing Begini Prospek Pengembangan Kawasan Industri di Cilacap
PLTU Unit III Karangkandri, salah satu penunjang iklim investasi dan perkembangan sektor industri di Kabupaten Cilacap.

Begini Prospek Pengembangan Kawasan Industri di Cilacap

Kabupaten Cilacap memiliki potensi besar untuk beragam aktivitas berskala nasional. Misalnya keberadaan kilang minyak dengan kapasitas produksi mencapai 400.000 barrel per hari yang menyuplai 30 persen kebutuhan minyak nasional, dan PLTU yang terkoneksi dengan sistem kelistrikan Jawa – Bali.

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Cilacap berkomitmen terus mengembangkan sektor industri baru, untuk mempermudah investasi dalam skala yang lebih besar. Rencana pengembangan kawasan industri di Kabupaten Cilacap didasari PP No. 13/2017 tentang Perubahan Atas PP No. 26/2008 tentang RTRW yang menetapkan Perkotaan Cilacap sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Selain itu Cilacap juga menjadi bagian dari wilayah pertumbuhan strategis baru yang terhubung dengan Tanjung Lesung – Sukabumi – Pangandaran. Ada pula kawasan industri, antara lain pengisian LPG, pengolahan aspal, pabrik pelumas, pelabuhan laut Tanjung Intan, dan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap.

Salah satu daya tarik penanaman modal di Cilacap yakni ketersediaan lahan. Setidaknya ada 32 ribu hektar lahan yang siap digunakan untuk pengembangan industri berskala nasional. Rencana tersebut bahkan disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi, saat berkunjung ke Kabupaten Cilacap tahun lalu.

Adapun rencana pengembangan kawasan industri baru meliputi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Bengawan Donan di Kutawaru sekitar 4.000 ha, KPI Bulupayung seluas 1.625 ha yang masuk Kawasan Strategis Provinsi, dan KPI Cilacap Timur 1.810 ha yang sebagian besar untuk industri perikanan terpadu.

Selanjutnya perluasan KPI Karangkandri yang semula 125 ha menjadi 500 ha, perluasan KPI Bunton yang semula 450 ha menjadi 550 ha, dan KPI Cilacap existing 550 ha, di mana area Kawasan Industri Cilacap (KIC) seluas 135,5 ha telah terjual seluruhnya.

Dalam Rakor Pengembangan Kawasan Industri yang digelar di Cilacap pada pertengahan 2019 lalu, Bengawan Donan menjadi prioritas mengingat proyek strategis nasional  RDMP Pertamina RU IV Cilacap menggunakan lahan milik KIC seluas 50 ha. Pada lahan tersebut terdapat beberapa industri seperti pengolahan kayu, smelter, dan pabrik drum dengan banyak tenaga kerja sehingga harus direlokasi.

Pertimbangan lainnya yakni munculnya industri derivatif baru yang akan mengolah hasil kilang RDMP sperti industri petrokimia, sehingga membutuhkan kawasan baru untuk mendukung PSN. Lantas, apa benefit yang bisa didapatkan masyarakat Cilacap atas upaya pengembangan industri ini?

Harapan itu disampaikan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, agar pesatnya perkembangan industri di Cilacap juga diimbangi serapan tenaga kerja lokal yang memadai. Jangan sampai warga asli Cilacap menjadi penonton di daerahnya sendiri, tanpa bisa ikut menikmati hasil pembangunan yang terpusat di Cilacap.

“Masyarakat didorong untuk berkreasi dan berinovasi, serta meningkatkan kapasitasnya untuk bersaing di dunia kerja”, jelasnya.

Kepala Bidang Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Cilacap, Agung Wibowo, seperti dilansir Gatra.com menjelaskan, komitmen ini juga didasari atas ketertarikan sejumlah investor untuk menanamkan modalnya di Cilacap.

“Akhir 2019 lalu ada beberapa perusahaan yang telah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan nilai mencapai Rp 17 trilyun”, jelasnya.

Saat ini Pemkab Cilacap berupaya mempersiapkan sejumlah infrastrukur jalan untuk mempermudah aksesibilitas investor. Sesuai arahan Bupati Cilacap, rencana pengembangan sektor industri diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(*)

[pvcp_1]

Dony R Bintoro

DISKOMINFO REPORTER TEAM

Leave a Reply