CILACAP – Pada tahun 2024, Buca IMSEF (International Music, Science, Energy,Engineering Fair) Turki bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) menyelenggarakan Youth International Science Fair (YISF) yang ke-4 secara hybrid dari Malang Creative Center (MCC) Building, Level 7 pada tanggal 28 Februari s/d 2 Maret 2024.
Kompetisi ini diikuti oleh 395 tim dari 16 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Turki, Hongkong, Amerika Serikat, Korea Selatan, Rumania, Uni Emirat Arab, Vietnam, Thailand, Mexico, Afrika Selatan, Iran, dan lain-lain. Dalam kompetisi ini, SMA Negeri 2 Cilacap dan SMA Negeri 1 Maos berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia dan Kabupaten Cilacap.
Tim YISF dari SMA Negeri 2 Cilacap yang beranggota Zahrana Nur Azizah, Aryasatya Gian Ramadhan, Girindra Eka Paksi Putra Ottaviano, Mouzya Syalwa Khoirunnisa, dan Sabrina Fitri Matalin berhasil mendapatkan Medali Perak dengan karya inovasi berjudul “Powdered Reliever for Aphthous Ulcers, Acne, and Toothache.”
Tim YISF dari SMA Negeri 2 Cilacap mengembangkan buah sukun dan daun mangkokan sebagai bahan aktif untuk membuat bedak natural untuk mengobati jerawat, bisul, dan sakit gigi. Dra. Masripah, M.M.Pd merasa bangga dengan pencapaian siswa-siswinya dalam ajang bergengsi ini. “Kami merasa bangga dengan pencapaian ananda Zahrana bersama timnya yang berhasil mendapatkan medali perak dalam ajang bergengsi tingkat Internasional.”
Sementara itu tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos yang beranggotakan Rasheesa Mutiara Ramdhanika, Alan Firid Aryadi, Lu’lu’ Ramadhani, Naura Hanania Nadhir, dan Rofi Arif Robbani berhasil mendapatkan Medali Perunggu dengan hasil penelitiannya berjudul “Consistency of Gombolharjo Village Administrative Status Post Geographical Changes in The Serayu River Watershed Area.”
Tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos menyajikan penelitian berupa fenomena banjir Serayu yang membelah Desa Wlahar menjadi dua sehingga bagian yang terpisah oleh aliran sungai Serayu dimekarkan menjadi Desa Gombolharjo. Meskipun terpisah oleh sungai yang lebar, namun penduduk Gombolharjo tetap memilih bergabung dengan Kecamatan Adipala. Fenomena ini mengantarkan tim YISF dari SMA Negeri 1 Maos mendapatkan Medali Perunggu dalam ajang bergengsi YISF ke-4 tahun 2024.
Selain YISF, Universitas Diponegoro (UNDIP) bersama Indonesian Young Scientist Association (IYSA) menyelenggarakan Youth National Science Fair (YNSF) yang diikuti oleh 87 tim se-Indonesia. Tahun 2024 merupakan ajang YNSF ke-6 yang dibarengkan pelaksanaan presentasi finalisnya bersama YISF di Malang. Dalam ajang bergengsi ini, Tim YNSF dari SMA Negeri 1 Maos yang beranggotakan Cahaya Eli Prasetya Ningrum, Aprilia Aris Kristianto, Bekti Widyawati, Shafa’ul Ibtida Hayya, dan Siti Zuleyka Tertianayla Maulidiniar berhasil mendapatkan Medali Emas dengan inovasinya berjudul “Efektivitas Simplisia Daun Kersen sebagai Biofilter Knalpot.” Keunikan inovasi ini menobatkan tim YNSF dari SMA Negeri 1 Maos mendapatkan Special Award di samping Medali Emas.
Dalam inovasinya, tim YNSF dari SMA Negeri 1 Maos mengembangkan daun kersen yang sering terbuang sia-sia menjadi bahan aktif biofilter. Pengujian di Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap membuktikan efektivitas biofilter dari daun kersen ini yang mampu menurunkan cemaran CO sebesar 58,33%; CO2 sebesar 63,53%; dan HC sebesar 73,28%.
Kepala SMA Negeri 1 Maos, Amin, S.Pd., M.Pd merasa bangga dengan peraihan tim KIR dari SMA Negeri 1 Maos yang berhasil mendapatkan Medali Emas dan Spesial Award dalam ajang kompetisi nasional bergengsi YNSF dan Medali Perunggu dalam ajang kompetisi internasional bergengsi YISF.
“Kami sangat senang dengan peraihan medali tim KIR dari SMA Negeri 1 Maos, semoga bisa memotivasi siswa-siswi lainnya untuk berprestasi guna meraih masa depan yang lebih baik,” ungkap Amin. (wd/kominfo)