CILACAP – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami inflasi dan deflasi dari tahun 2023 hingga 2024 di Kantor BPS, Jumat (1/3/2024). Hadir dalam acara tersebut, Kepala BPS Kabupaten Cilacap Isnaini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cilacap Supriyanto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Susilan, dan para tamu undangan lainnya.
Supriyanto dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut karena sejalan dengan 10 Program Kerja Bupati poin keempat yakni Pengendalian Inflasi dan Ketersediaan Pangan, poin ketujuh Pemberdayaan UMKM, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta poin kedelapan yaitu Peningkatan Investasi Daerah.
“Alhamdulillah Cilacap menjadi mega proyek dari berbagai industri besar. Hal tersebut tentu menjadi daya ungkit tersendiri dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Cilacap. Dan tantangan kita ke depan adalah bagaimana kita menumbuhkan daya saing kita dalam menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” katanya.
Kemudian dalam kesempatan itu, Isnaini juga menjelaskan bahwa pada bulan Februari 2024, terjadi inflasi M-to-M sebesar 0,51%, inflasi Y-on-Y sebesar 2,64% dan deflasi Y-to-D sebesar 0,50%. Penyumbang utama inflasi bulan Februari 2024 secara M-to-M adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 1,27%. Kelompok ini juga menjadi penyumbang utama inflasi pada Januari 2024 secara Y-on-Y dengan andil 5,61%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yaitu beras, cabai merah dan gula pasir.
Kelompok kesehatan yang meliputi tarif dokter spesialis, vitamin dan obat gosok menjadi penyumbang terbesar kedua dengan andil sebesar 3,96%. Kemudian disusul oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,58%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yakni diapers, emas perhiasan dan pasta gigi.
Di bidang perhotelan, bila dibandingkan antara bulan Desember 2023 dengan Januari 2024, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mengalami penurunan sebesar 10,44 poin. Namun apabila dilihat secara Y-on-Y pada Januari 2023 dengan Januari 2024, maka terjadi kenaikan sebesar 2,26 poin.
Secara garis besar, perekonomian Cilacap mengalami pertumbuhan sebesar 5,34% (migas) dan 5,76% (nonmigas). Kontribusi perekonomian disumbang dari lapangan usaha, yakni industri pengolahan, pertanian dan konstruksi. Untuk laju pertumbuhan terbesar adalah dari akomodasi dan makan minum, informasi serta pengadaan listrik. Dari sisi pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 41,70%. Untuk PDRB per kapita mengalami peningkatan setelah pandemi Covid-19.
“Harapannya Cilacap semakin membaik. Membaik disini dalam arti bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat Cilacap. Dan semoga dapat memberi gambaran pada para pengambil kebijakan untuk ke depan, apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kabupaten Cilacap,” tutupnya. (enka)